Apa sih PK itu? PK awalnya merupakan Program Kepemimpinan, sebuah program yang dirancang untuk mempersiapkan calon penerima beasiswa LPDP sebagai calon pemimpin bangsa nantinya. Sekarang ini maknanya berubah menjadi Persiapan Keberangkatan. Bagi saya, maknanya bisa berbeda. PK merupakan saat dimana tidur selama dua jam menjadi sebuah kemewahan, PK merupakan wadah untuk mendekatkan orang kemudian memisahkannya, PK merupakan tempat untuk mengenal banyak orang hebat dari seluruh Indonesia, PK merupakan wadah untuk mempertemukan penerima beasiswa negara yang sama, PK adalah saatnya saya bisa merasakan bermain paint ball untuk pertama kalinya, dan sebuah kesempatan untuk menjadi bagian dari kelompok Dr. Soetomo. Kenangan yang sangat menyenangkan, tapi pantang untuk diulang.
Menempuh jarak 3.872 km dari Manado ke Depok merupakan hal yang harus saya lalui untuk mencapai impian saya. Akhirnya, tinggal selangkah lagi saya bisa menjadi seorang penerima beasiswa ke Amerika, mimpi yang saya rajut semenjak kecil. Takut? Iya.. Senang? Iya.. Kami diharuskan untuk tiba di Wisma Hijau Depok pada tanggal 16 November jam 7 pagi. Saya sudah menginap duluan sekamar bertiga dengan teman yang lain semenjak 15 November. Alasannya adalah tidak ingin terlambat. Acara ini dibuka oleh Pak Eko Prasetyo selaku Direktur Utama LPDP dan dipandu oleh Pak Moh. Kamiluddin selaku PIC PK-22. Beberapa pembicara hebat dihadirkan untuk membuka pemikiran kami mengenai bagaimana menjadi pemimpin yang sebenarnya dan memberikan informasi mengenai beasiswa LPDP. Pembicara yang hadir di PK-22 ini adalah Tantia Dian Permata Indah, Yudi Latief, MA, Ph.D, Eko Prasetyo, Misri Gozan, Zainal Abidin, Dik Doank, Dr. Warsito, Arief Munandar, Laksda TNI (Purn) Husein Ibrahim, MBA, Rangga Almahendra, Hanum Rais, Lukmanul Hakim dan Ratna Prabandarie.
Ada dua kegiatan outdoor yang kami ikuti, yaitu sesi Sharing and Inspirational Class. Kelompok saya memilih SMA Master Depok. Disini kami memotivasi mereka untuk meneruskan pendidikan ke bangku kuliah. Di akhir acara, malah kami yang dimotivasi oleh anak-anak ini. Ada semangat di mata mereka yang bisa membuat saya yakin bahwa mereka nantinya akan menjadi anak yang sukses. Kegiatan lain yang tidak terlupakan adalah sesi outbond. Kami dibawa ke daerah Bandung dan seharian mengikuti kegiatan. Untuk sukses mengerjakan tantangan di setiap games, dibutuhkan kerja sama tim dan kepercayaan. Hal yang paling susah adalah mengangkat sebuah batang hanya dengan menggunakan jari telunjuk masing-masing peserta. Di akhir sesi ini ditutup dengan kegiatan paint ball. Teman saya berkata, “bersenang-senanglah, apalagi cewe-cewe, kapan lagi bisa main paint ball?”. Dan itulah yang kami lakukan meskipun hujan deras dan tanah yang licin. Kelompok kami pun menjadi semakin akrab.
Kegiatan ini ditutup oleh Pak Abdul Kahar selaku Direktur Dana Kegiatan Pendidikan. Kemudian dilanjutkan dengan persembahan angkatan drama musical oleh angkatan. Disini merupakan pengalaman pertama saya juga untuk merias pemain dengan face painting. Jadilah saya berkreasi di wajah teman, meskipun nilai kesenian SMA saya hanya 6. Sedih waktu berpisah? Pasti.. Tapi cerita ini pastinya akan saya bawa ke daerah saya, ke anak cucu saya kelak bahwa mamanya pernah menjadi bagian dari 125 orang hebat di PK-22. Terutama bisa mengenal orang-orang yang bernama Clarissa, Yorga, Alma, Fia, Miranda, Emalia, Taufiq, Ali, Rizky, Ocha, Zulmi, Haris, Edo, Tundung, Agi. Kalian adalah kelompok terbaik, terkompak, tercinta damai, tergokil yang pernah saya dapat. Terima kasih sudah menjadi papa, kakak, dan sahabat yang menginspirasi. Terima kasih sudah mendukung dan menerima saya walau terkadang cerewet dan rame sendiri. Kalian luar biasa ada di hati. God be with you all.
whyseeblog 